Sore itu kami berdua kelaparan karena perut belum
diisi semenjak siang. Partner saya ini inginnya makan nasi goreng. Apesnya, Mie Pioneer Jalan Margorejo Indah yang jual chinese food dengan porsi besar itu
tutup. Jadilah kami kebingungan, menyetir motor tanpa tau arah ~
Daripada pulang masih kelaparan gara-gara nyari nasi
goreng yang tidak ketemu-ketemu atau pulang kenyang tapi nasi goreng kebawa mimpi, saya berinisiatif untuk cari depot chinese food di foursquare.
Yang searah dengan laju motor kami ada dua. Pertama Depot Bedjo Dharmahusada. Kedua Depot Pak Min Klampis Jaya. Bedanya kalau Depot Bedjo ada AC-nya, kalau Depot Pak Min hanya PKL di pinggir jalan.
Nah kami awalnya memutuskan untuk ke Depot Bedjo
karena tips di foursquare banyak yang bilang kalau nasi gorengnya enak dan porsinya besar. Tapi semuanya urung karena macetnya Menur luar biasa. Bete dong, udah laper
kena macet lagi zzz. Akhirnya kami putar balik dan menuju ke Klampis.
Sampai di Jalan Klampis Jaya....
Tengok kiri kanan, yang keliatan cuma deretan cafe-cafe seperti, De Mandailing ;
Coffee Toffee ; Keiko ; Blackbird ; Ricebox ; sama PKL-PKL yang tidak jelas.
Udah hampir sampai ujung Jalan Kertajaya Indah tapi si Pak
Min tidak kunjung terlihat depotnya. Eh untungnya mata ini tidak menyerah
untuk jelalatan. Akhirnya si Pak Min ketemu juga!!!
Depot Pak Min (tampak depan) |
Letaknya di kanan jalan, persis sebelum gang Asrama Haji kalau dari arah Jl. Arif Rahman Hakim. Tendanya berseberangan (agak serong dikit sih) dengan Bakso Kepala Sapi (yang saat itu ramainya minta ampun, bikin kami penasaran juga).
Pak Min ini spesialisasi makanan chinese. Semua
masakan chinese model apa aja juga ada, kecuali bakpao sama dimsum ya. Malah ada menu yang belum pernah kami dengar, yaitu "Pak Lee" dan
"Bung Cake".
Menu Pak Min (1) |
Menu Pak Min (2) |
Saat masuk ke dalam tendanya. Rasanya sempit, sesak, dan pengap. Campur deh. Hanya tersisa meja kosong di pojokan dengan dua kursi dan
di sisi belakangnya menumpuk meja-meja lapuk yang tidak terpakai. Sebenarnya
kami tidak pewe saat makan. Tapi ya sudahlah....
Di meja sudah ada selembar menu yang disediakan, lalu kami
pun memutuskan untuk pesan nasi goreng biasa dan tamie cap cay. Harganya agak
terpaut jauh sih, nasi gorengnya 12 ribu, tamie cap cay nya 23 ribu o_o Ada nasi goreng spesial juga, bedanya kalau nasi goreng spesial ada tambahan telor dadarnya.
Tidak menunggu lama. Pesanan kami datang. Nasi
gorengnya terlihat menggoda. Karena saat pesanan kami belum datang pun, aroma
masakan Pak Min ini sudah tercium kemana-mana sehingga membuat ekspektasi kami
berlebihan. Porsi nasi gorengnya pas cenderung banyak, cukup sesuai dengan
harga 12 ribu.
Ini fotonyaaa :
Sedangkan tamie cap caynya, terlihat seperti kekecilan
piring :') Entah kenapa Pak Min tidak berinisiatif beli piring yang agak besar
saja. Makannya jadi susah dan harus hati-hati supaya kuahnya tidak mbleber. Tapi
karena porsinya besar, kami tutup mulut tidak jadi protes masalah piringnya wkwk.
Ini fotonyaaa :
Nasi gorengnya biasaa! Huh agak
kecewaa. Masih enakan Nasi Goreng Depot Slamet Prof Dr. Moestopo. Karena kecewa jadi reviewnya jangan
banyak-banyak -_-
Tapi tamie cap caynyaaaa... Jempol satu! Enak ih.
Mienya sih rasanya biasa aja digoreng kering, kriuk-kriuk krenyes gitu. Tapi
cap caynya ini yang enak. Hahaha. Lauknya banyak, ada bakso ; bakso ikan ; ayam
; ati ; ampela ; telur. Lengkap! Kuahnya kental tidak terlalu cair dan yang
paling penting proporsi antara sayur sama lauknya pas.
Sebenarnya kami belum kenyang makan dua menu itu. Tapi
setelah ini kami ingin jajan batagor budi mulia. Hehe jadi ya ga papa deh
pulang dengan perut setengah kenyang. Saran kami, kalau mau ke Pak Min, naik motor aja.
Tempat untuk parkir mobilnya tidak ada, ya kecuali kalau mau jalan agak jauh :p
No comments:
Post a Comment