Salah satu masakan khas Jawa Timur, khususnya kota Surabaya adalah Rujak Cingur. Sebenarnya gimana sih bentuknya rujak cingur itu?? Atau terlebih dulu, pertanyaan yang lebih tepat adalah cingur itu apa?? Bedanya rujak cingur sama rujak manis apa??
Di Surabaya ada beberapa penjual rujak cingur enak, salah satunya adalah Rujak Cingur Joko Dolog ex. Lapangan Tenis Embong Sawo. Awalnya penjual ini berjualan di Embong Sawo, tapi kemudian pindah ke sekitaran Taman Apsari dekat Patung Joko Dolog (bersebelahan dengan stand Bakso Djalil / Nasi Goreng Pak Kumis kalau malam hari).
Cingur itu dalam bahasa Jawa artinya mulut. Cingurnya cingur sapi, berarti yang dimaksud adalah mulut atau moncong sapi. Wkwk eittt jangan bayangin yang enggak-enggak dulu ntar malah ga kolu alias ga nafsu makan. Cingur sapi dipotong-potong lalu direbus sampai empuk jadi ga bakal bau apapun.
Rujak cingur ini isiannya ada lontong, tahu dan tempe goreng, mi kuning, krai, kangkung, kecambah atau tauge, kacang panjang, dan tentunya cingur. Bahan-bahan yang saya sebutkan sebelumnya disebut juga rujak cingur matengan. Nah ada lagi rujak cingur yang normal (pakai ingredients yang lebih lengkap), isiannya ditambah lagi sama buah-buahan seperti nanas, bengkoang, pencit atau mangga muda, bengkuang dan timun.
Tempatnya kecil dan sempit. Hanya ada dua meja tersedia di sana. Tapi kalau lagi waktunya makan siang tetep rame bingits. Yang jual ibu-ibu cantik dan ramah.
Yang istimewa kalau ngasih bumbu petis tuh buanyak banget. Kalau isiannya udah habis, kadang bumbunya masih sisa banyak jadi bisa dicocolin kerupuk putih keriting ituuu. Hehehe
Cingurnya dikasih banyaaak, empuuuuk kadang masih kriuk-kriuk tulang muda gitu. Bumbu petisnya juga enak, bisa request minta cabe berapapun dikasih wkwk. Harga seporsinya Rp 17.000,00.
No comments:
Post a Comment